BI: Bali hadapi tiga tantangan besar wujudkan pariwisata berkualitas

admin

BI: Bali hadapi tiga tantangan besar wujudkan pariwisata berkualitas

Denpasar – Kantor Perwakilan Bank Tanah Air Provinsi Bali sama-sama pemangku kepentingan pariwisata ke provinsi itu mengidentifikasi ada tiga kelompok besar tantangan pada mewujudkan pariwisata berkualitas pada Pulau Dewata.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Gusti Agung Diah Utari di Denpasar, Minggu, memaparkan tiga tantangan yang dimaksud yakni aspek kualitas mencakup keamanan destinasi lalu atraksi wisata; regulasi satu di antaranya aspek sinkronisasi peraturan serta legalitas usaha serta tata kelola serta; sinergi lalu kolaborasi.

Terkait aspek kualitas, ia mengemukakan meliputi kesulitan jaminan keamanan bagi wisatawan lalu kenyamanan bagi warga lokal, ketersediaan transportasi publik, pengelolaan sampah, daya membantu Daerah Tujuan Wisata (DTW), keterbatasan infrastruktur juga aksesibilitas.

"Permasalahan-permasalahan yang dimaksud apabila tiada dengan tuntas ditangani pada waktu ini, maka ke depan akan semakin membesar kemudian kompleks sehingga menjauhkan Bali sebagai destinasi wisata global yang digunakan berkualitas," ujarnya.

Baca Juga :  Atourin luncurkan ARTI beri pemahaman perihal pariwisata regeneratif

Dari sisi regulasi, tantangan yang teridentifikasi terkait optimalisasi penyelenggaraan pungutan wisatawan asing (PWA) kemudian pemanfaatan dana PWA untuk menciptakan pariwisata berkualitas.

Selain itu, pengurusan legalitas bidang usaha maupun perizinan bagi pelaku usaha diperlukan diperjelas mekanismenya serta solusi jikalau di dalam di pelaksanaannya terdapat kendala sebagai contoh terkait dengan perizinan pemakaian Air Bawah Tanah (ABT).

Diah Utari menambahkan, sebelumnya ketika mengadakan FGD yang dimaksud bertemakan Strategi Mendorong Pelaksanaan Perjalanan Berkualitas kemudian Berkelanjutan di dalam Bali itu juga mengemuka mengenai sinkronisasi regulasi pusat lalu wilayah agar pemerintah area mempunyai peran lebih besar signifikan di regulasi perizinan di dalam wilayahnya.

FGD dihadiri perwakilan Dinas Perjalanan Provinsi Bali juga Kabupaten/Kota se-Bali juga asosiasi terkait yaitu Gabungan Industri Peluang Usaha Pariwisata Nusantara (GIPI) Bali, Perhimpunan Hotel juga Kafe Indonesia (PHRI) Bali, Bali Hotel Association (BHA), Bali Villa Association (BVA) juga Perumda Kerthi Bali Santhi.

Baca Juga :  Tim Kolaborasi FAO-IPB Tinjau Inovasi Ekonomi Biru di Sumatera Utara

Diah Utari memaparkan Bank Indonesia serta pemangku kepentingan sektor pariwisata Bali memandang pentingnya sinergi lalu kolaborasi antar otoritas kemudian pihak terkait menimbang cukup kompleksnya tantangan yang ada.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pada FGD bersatu para pemangku kepentingan pariwisata disepakati adanya pembahasan secara reguler oleh Bank Indonesia lalu seluruh Dinas Perjalanan provinsi serta kota/kabupaten ke Bali dan juga asosiasi terkait agar dapat memunculkan usulan lalu penanganan permasalahan utama yang digunakan solutif, konklusif, kemudian efektif.

Ada empat prioritas permasalahan utama pariwisata yang tersebut diidentifikasi memerlukan penanganan sama-sama meliputi sinergi perizinan penanaman modal pusat lalu wilayah dan juga legalitas izin pelaku usaha; jaminan keamanan lalu kelayakan DTW; optimalisasi pungutan wisatawan asing (PWA) kemudian pemanfaatannya, dan juga infrastruktur akses serta kelestarian lingkungan.

Baca Juga :  Harga emas Antam naik ke nomor Rp1,332 jt per gram

"Berbagai usulan solusi terhadap beragam permasalahan pariwisata ini akan diajukan sebagai bentuk rekomendasi kebijakan untuk pemerintah pusat lalu wilayah guna memperkuat terwujudnya pariwisata Bali yang berkualitas lalu berkelanjutan," ujar Diah Utari.

Pertumbuhan dunia usaha Bali pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 5,98 persen (yoy) tambahan tinggi melebihi nasional yang digunakan sebesar 5,11 persen (yoy) serta meningkat dibandingkan triwulan IV 2023 yang dimaksud tercatat 5,86 persen(yoy).

Penyumbang utama peningkatan masih didominasi sektor terkait pariwisata yaitu sektor akomodasi, makan lalu minum (akmamin) yang dimaksud masih berkembang dua digit sebesar 13,03 persen (yoy) disertai sektor transportasi yang bertambah sebesar 7,28 persen (yoy).

 

Artikel ini disadur dari BI: Bali hadapi tiga tantangan besar wujudkan pariwisata berkualitas

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar