Rupiah masih kemungkinan besar pada tekanan terhadap dollar Negeri Paman Sam hari ini …..
Jakarta – Skor tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Hari Senin berpeluang melemah akibat ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) pada 2024.
Pada awal perdagangan pagi, rupiah dibuka tergelincir 31 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.026 per dolar Amerika Serikat dari sebelumnya sebesar Rp15.995 per dolar AS.
"Rupiah masih mungkin saja di tekanan terhadap dollar Amerika Serikat hari ini dikarenakan hasil notulen rapat moneter bank sentral Amerika Serikat yang dimaksud dirilis pekan kemudian menunjukkan bahwa pejabat The Fed ternyata masih membuka opsi kenaikan suku bunga acuan tahun ini bila kenaikan harga Amerika Serikat menunjukkan kenaikan lagi," kata pengamat lingkungan ekonomi uang Ariston Tjendra untuk ANTARA dalam Jakarta.
Menurut Ariston, hal yang dimaksud berbeda dengan yang dikatakan oleh Pemuka Bank Sentral Negeri Paman Sam Federal Reserve, Jerome Powell, seusai rapat bank sentral Negeri Paman Sam sebelumnya bahwa kenaikan suku bunga tidak wacana tahun ini.
Pekan ini, pelaku pangsa akan mengonfirmasi sikap petinggi bank sentral Negeri Paman Sam atau The Fed yang disebutkan dengan data kenaikan harga Skala Harga Belanja Personal (PCE) Inti (Core PCE Price Index) Negeri Paman Sam yang digunakan akan dirilis pada Hari Jumat pekan ini.
Oleh akibat itu, selama tidaklah ada indikasi baru mengenai kesempatan pemangkasan suku bunga acuan AS, rupiah masih akan berkonsolidasi dan juga memiliki kemungkinan melemah terhadap dolar Amerika Serikat pekan ini.
Ia memperkirakan prospek pelemahan rupiah ke arah Rp16.050 per dolar Amerika Serikat dengan support dalam sekitar Rp15.990 per dolar Negeri Paman Sam pada perdagangan hari ini.
Artikel ini disadur dari Rupiah berpotensi melemah karena kemungkinan suku bunga AS naik
