Bulog: Proyek Jemput Gabah kekal ada walau minim diminati petani

admin

Bulog: Proyek Jemput Gabah kekal ada walau minim diminati petani

Jadi, tujuannya memang benar demikian, memberikan signal ke pangsa bahwa kalau bukan dapat pada pendekatan konvensional, sanggup melakukan pendekatan yang tersebut direalisasikan Bulog

Karawang – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan bahwa pihaknya masih akan mengadakan kemudian melanjutkan acara Jemput Gabah meskipun minim diminati oleh petani.

“Untuk jemput gabah beras yang dimaksud dijalankan Bulog ternyata tak banyak yang mana memanfaatkan infrastruktur jemput gabah beras. tapi apakah inisiatif Jemput Gabah beras akan hilangkan? Itu tidak. Tetap ada, kita stanby aja. Tetap ada,” kata Bayu di dalam sela meninjau segera Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di dalam Karawang, Jawa Barat, Senin.

Bayu menyampaikan bahwa inisiatif Jemput Gabah minim diminati oleh petani akibat petani sudah ada mempunyai hubungan yang mana baik serta terikat dengan para penggilingan kecil yang digunakan ada pada daerahnya masing-masing.

Baca Juga :  Luas lahan karet di Kaltim bertambah 5.000 hektare

“Kenapa? Karena para petani ini sudah ada juga punya hubungan yang tersebut baik dan juga terikat dengan penggilingan-penggilingan kecil yang digunakan ada dalam daerahnya. Atau juga para pengepul-pengepul, oleh sebab itu merek hubungannya dengan para pengepul kemudian penggilingan kecil itu telah lama,” ucap Bayu.

Menurut Bayu selama ini yang terjadi adalah petani akan berjualan gabah merekan ke penggilingan kecil ataupun pengepul dengan kadar air sekitar 25-30 persen. Selanjutnya para penggilingan kecil ataupun pengepul yang dimaksud akan jual ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog.

“Mereka berhitung apakah masuk, atau dapat untung nggak? Kan gitu. Jadi ternyata itu masih bisa. Jadi dengan relaksasi harganya masih dapat masuk. Jadi mereka itu tidak ada memilih acara tadi, tak menggunakan jemput gabah beras,” ungkap Bayu.

Baca Juga :  Ibu Negara menyingkap rangkaian perayaan HUT ke-44 Dekranas pada Solo

Meski begitu, Bayu menuturkan bahwa inisiatif Jemput Gabah merupakan sinyal terhadap pangsa bahwa Bulog siap untuk masuk hingga ke tingkat petani guna melindungi stabilitas harga.

“Kalau memang sebenarnya dibutuhkan (jemput gabah) kita bisa. Jadi, tujuannya memang benar demikian, memberikan signal ke pangsa bahwa kalau tidaklah bisa jadi pada pendekatan konvensional, bisa jadi melakukan pendekatan yang dikerjakan Bulog,” tutur Bayu.

Perum Bulog mencatatkan data sudah ada melakukan penyerapan banyaknya 1.050.000 ton gabah kering panen ke tingkat petani atau 535.000 ton setara beras untuk pengadaan beras pada negeri hingga 19 Mei 2024.

“Total pengadaan Bulog per 19 Mei 2024 itu sudah ada mencapai 535 ribu ton setara beras atau kurang lebih banyak 1.050.000 ton setara gabah,” kata Bayu.

Baca Juga :  Ribuan warga terpencil ke Tator Sulsel pada masa kini nikmati listrik PLN 24 jam

Bayu menyampaikan beras yang disebutkan diserap untuk penguatan cadangan beras pemerintah (CBP). Dari 535.000 ton merupakan gabungan antara beras yang ditugaskan oleh pemerintah atau public service obligation (PSO) hingga beras komersial.

Dia menyampaikan bahwa musim panen raya pada musim tanam pertama atau MT1 akan berakhir pada dua minggu ke depan. Bulog memprediksi hingga akhir Mei 2024 Bulog berusaha mencapai dapat menerima beras petani berjumlah 600 ribu ton setara beras.

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar