Bapanas-Komisi IV DPR kunjungi Swedia pelajari pangan terintegrasi

admin

Bapanas-Komisi IV DPR kunjungi Swedia pelajari pangan terintegrasi

Ibukota – Badan Pangan Nasional (Bapanas) lalu Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Swedia untuk mempelajari sistem penyediaan pangan terintegrasi utamanya daging sapi, sehingga dapat diadopsi di negeri untuk pemenuhan keinginan stok nasional.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sama-sama Komisi IV DPR RI mengunjungi area peternakan juga perkebunan yang digunakan terletak ke Bona Munso, sebelah utara Swedia serta sudah dikelola selama berabad-abad sejak dari zaman Viking, nenek moyang bangsa Swedia.

“Ini mengejutkan untuk dilihat sebagai pembelajaran, sehingga dapat kita implementasikan,” kata Arief ketika dengan Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan ke area peternakan serta perkebunan Bona-Munsö ke Stockholm, Swedia, di pernyataan di Jakarta, Sabtu.

Dia menyebutkan pihaknya meninjau lahan seluas 800 hektar yang dimaksud merupakan tempat pembiakan 400 ekor sapi potong yang dimaksud diternak secara 'free ranch' atau peternakan bebas, dimana ternak tidaklah dikandangkan, tetapi dilepasliarkan di dalam padang rumput.

Baca Juga :  AFTECH sebut "fintech" beri pembiayaan lebih lanjut mudah-mudahan dan juga cepat bagi UMKM

Menurut Arief, sistem peternakan yang mana dibangun pada area yang dimaksud mengejutkan untuk dipelajari kemudian diterapkan ke Indonesia. Bagi Arief, penguatan stok pangan nasional berbasis produksi pada negeri, khususnya ke sektor peternakan harus didorong dengan melalui bervariasi upaya.

Oleh lantaran itu, Arief mengaku bahwa pihaknya memperkuat Kementerian Pertanian (Kementan) agar dapat melakukan apa yang mana dikerjakan oleh Swedia, utamanya terkait sistem peternakan.

"Seperti yang dimaksud dijelaskan, bahwa 70 persen petani Swedia sebenarnya masih menggunakan pupuk kimia, tapi ketika ini sudah ada mulai shifting berubah menjadi organik. Ini adalah merupakan masa depan pertanian. Jadi, saya mengupayakan Indonesia, melalui Kementerian Pertanian juga memulai aksi ini," kata Arief.

Menurut Arief kuncinya berada pada kolaborasi antarsektor khususnya pemerintah, akademisi, lalu private sector, khususnya asosiasi petani dan juga peternak pada rangka mewujudkan lingkungan pangan yang tersebut terintegrasi.

Baca Juga :  Bapanas kemudian penggiat pangan sinergi bantu orang yang terdampar banjir Agam

“Sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo, sistem ekologi pangan nasional itu harus terintegrasi dari hulu sampai hilir, sehingga keterlibatan seluruh pihak untuk berkolaborasi terus kita gencarkan. Ayo menyokong pengembangan peternakan di negeri kita," imbuh Arief.

Meski begitu, ia memaparkan bahwa harus adanya solusi yang digunakan didasarkan pada penelitian yang tersebut sesuai dengan status pada lapangan agar sistem peternakan yang disebutkan dapat diterapkan pada Indonesia.

“Diperlukan adanya solusi yang based on research agar sesuai dengan keadaan yang mana ada di lapangan. Juga, hasil research yang dimaksud telah ada harus didukung implementasinya oleh pemerintah. Tentu di satu semangat untuk menguatkan ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Arief menyebutkan bahwa berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 yang disusun Bapanas, pada komoditas daging sapi kemudian kerbau, permintaan konsumsi nasional mencapai 819 ribu ton. Sementara perkiraan produksi pada negeri masih pada bilangan 459 ribu ton, sehingga masih diperlukan tambahan pasokan dari pengadaan negara mitra.

Baca Juga :  Amar Bank nilai segmen UMKM tak begitu sensitif terhadap suku bunga

Adam Reuterskiöld, salah satu perwakilan Parlemen Swedia mengutarakan bahwa dalam lahan yang tersebut mirip juga terdapat produksi susu sapi, rumput untuk pakan sapi, lalu barley (jelai) yang dimaksud merupakan salah satu makanan pokok warga Swedia.

“Meskipun menghadapi sejumlah tantangan seperti efisiensi, iklim, juga tenaga kerja, namun sistem ini dapat memunculkan daging sapi yang tersebut lebih banyak berkualitas juga lebih tinggi sustainable dibandingkan dengan ternak konvensional," kata Adam.

 

Area peternakan kemudian perkebunan Bona-Munsö di dalam Stockholm, Swedia. ANTARA/HO-Humas Bapanas

 

Artikel ini disadur dari Bapanas-Komisi IV DPR kunjungi Swedia pelajari pangan terintegrasi

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar