Daerah Gaza – Sedikitnya 210 warga Palestina tewas dan juga lebih tinggi dari 400 lainnya terluka di serangan udara negeri Israel pada Hari Sabtu (8/6) ke Jalur Wilayah Gaza tengah, pada saat tentara negeri Israel menyelamatkan empat sandera dalam wilayah tersebut.
Khalil Al Dakran, Direktur Rumah Sakit Al Aqsa ke Deir Al Balah, Wilayah Gaza tengah, mengungkapkan untuk Xinhua bahwa sejumlah warga Palestina yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit yang dimaksud akibat serangan bom negeri Israel yang mana intens dalam kamp Nuseirat lalu Daerah Perkotaan Deir Al Balah. Beberapa di antara para penderita yang dimaksud dikonfirmasi tewas.
Warga Palestina yang tersebut luka-luka terus berdatangan, memproduksi rumah sakit yang dimaksud kewalahan di dalam berada dalam kurangnya tempat tidur, obat-obatan, perlengkapan medis sekali pakai, kemudian komponen bakar untuk mengoperasikan generator darurat utama, kata Al Dakran.
![](https://img.antaranews.com/cache/800x533/2024/06/09/CjkinzN007020_20240609_CBMFN0A002.jpg)
Saksi mata Palestina mengutarakan terhadap Xinhua bahwa pesawat negara Israel menyasar wilayah yang disebutkan dengan tembakan yang digunakan intensif, sedangkan regu pertahanan sipil setempat lalu ambulans bukan dapat menjangkau beberapa pendatang yang mana terluka tepat waktu.
Menurut narasumber dan juga saksi mata setempat, asap mengepul dari seluruh wilayah Daerah Gaza sedang akibat serangan udara serta pembombardiran artileri yang digunakan belum pernah muncul sebelumnya berhadapan dengan area-area tersebut.
Narasumber keamanan Palestina memaparkan bahwa bentrokan mematikan terjadi ke darat antara militan Palestina serta tentara negara Israel yang mana menyerbu kamp Nuseirat pada berada dalam pembombardiran artileri serta serangan udara. Tentara negeri Israel menawan diri pasca membunuh beberapa militan.
Ismail Haniyeh, kepala biro kebijakan pemerintah Hamas, memaparkan pada sebuah pernyataan bahwa serangan negara Israel memiliki target anak-anak dan juga perempuan, dan juga menekankan bahwa rakyat Palestina "tidak akan menyerah, kemudian kelompok perlawanan akan terus mempertahankan hak-hak mereka."
Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeina menyatakan bahwa serangan yang digunakan dirilis di kamp Nuseirat yang disebutkan merupakan kelanjutan dari peperangan "genosida" terhadap rakyat Palestina, dalam mana pemerintah Amerika harus "bertanggung jawab penuh".
Perang ini akan "menghancurkan segalanya kemudian mengupayakan segala sesuatunya ke arah yang tersebut berbahaya yang dimaksud bukan akan memproduksi terwujudnya keamanan atau perdamaian bagi siapa pun," tutur Abu Rudeina pada pernyataan pers yang tersebut diterbitkan oleh kantor berita Palestina, WAFA.
Abu Rudeina mengajukan permohonan Dewan Ketenteraman Perserikatan Bangsa-Bangsa juga komunitas internasional untuk menghentikan konflik "berdarah" dalam Daerah Gaza ini.
![](https://img.antaranews.com/cache/800x533/2024/06/09/CjkinzN007020_20240609_CBMFN0A003.jpg)
Tentara, aparat keamanan, juga otoritas intelijen negeri Israel Shin Bet mengemukakan di sebuah pernyataan bersatu bahwa personel merek telah lama "menyerang bangunan teroris" di dalam wilayah yang dimaksud lalu membebaskan empat sandera Israel.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa orang-orang yang dimaksud diculik yang disebutkan sudah pernah diselamatkan pada keadaan hidup oleh personel Shin Bet dan juga Unit Kepolisian Khusus dari dua wilayah terpisah ke jantung Nuseirat.
Orang-orang yang mana diselamatkan yang dimaksud telah lama dibawa ke Rumah Sakit Tel Hashomer di tanah Israel untuk menjalani pemeriksaan medis, papar pernyataan itu.
![](https://img.antaranews.com/cache/800x533/2024/06/09/CjkinzN007020_20240609_CBMFN0A004.jpg)
Tentara tanah Israel melakukan serangan berskala besar pada Daerah Gaza sejak 7 Oktober 2023, setelahnya gerakan Hamas melancarkan serangan yang digunakan belum pernah terjadi sebelumnya ke kota-kota negeri Israel yang tersebut berdekatan dengan Jalur Gaza. Dalam serangan organisasi Hamas tersebut, sekitar 1.200 penduduk tewas serta sekitar 250 lainnya disandera.
Usai penyelamatan keempat pendatang tersebut, 120 warga negara Israel masih disandera dalam Jalur Gaza, dengan 43 di dalam antaranya oleh pihak negara Israel dianggap sudah pernah tewas.
Artikel ini disadur dari Sedikitnya 210 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel