Wilayah Moskow – Otoritas Qatar lalu Mesir, menghadapi arahan pemerintahan Amerika Serikat, sudah mendesak pemimpin pergerakan Palestina kelompok Hamas dengan kemungkinan penahanan, pembekuan aset, sanksi juga pengusiran dari pengungsian Doha jikalau tidaklah menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Israel, lapor Wall Street Journal, mengutip sebagian sumber.
Namun laporan yang dimaksud menyebutkan bahwa upaya-upaya ini justru membuahkan hasil sebaliknya: kelompok Hamas mengutarakan dia bukan akan menyetujui kesepakatan yang dimaksud tidaklah memenuhi persyaratan.
Pekan lalu, Presiden Negeri Paman Sam Joe Biden menyatakan bahwa negara Israel sudah pernah menawarkan organisasi Hamas usulan tiga tahap dengan peta jalan yang digunakan mengarah pada berhentinya kekerasan di dalam Jalur Daerah Gaza juga pembebasan para sandera.
Fase pertama kesepakatan yang dimaksud mencakup gencatan senjata total, pengunduran pasukan tanah Israel dari seluruh pusat populasi Daerah Gaza serta pembebasan beberapa sandera yang tersebut ditahan oleh Hamas, salah satunya yang tersebut terluka, pemukim lanjut usia, kemudian wanita, dan juga pembebasan warga Palestina yang mana ditahan dari penjara.
Fase kedua melibatkan penghentian permusuhan tanpa batas waktu dengan imbalan pembebasan sandera yang tersebut tersisa, juga fase ketiga dari inisiatif ini adalah memulai rekonstruksi Kawasan Gaza yang dilanda perang.
Sumber: Sputnik
Artikel ini disadur dari Qatar, Mesir desak Hamas setujui gencatan senjata