Bishkek, Rusia – Direktur Dinas Keselamatan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov pada hari terakhir pekan mengungkapkan salah satu tujuan dalang serangan teroris pada Balai Pusat Kota Crocus untuk menghancurkan hubungan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) menggunakan komponen agama lalu nasional.
“Lawan geopolitik kami memperkirakan akan menghancurkan keseimbangan unik antaretnis kemudian antaragama yang dimaksud telah terjadi berprogres pada jangka waktu lama hidup berdampingan pada antara warga kita,” kata Bortnikov pada pertarungan Dewan Kepala Badan Security lalu Layanan Khusus negara-negara anggota CIS ke Bishkek.
Situasi di dalam kawasan CIS lalu planet secara keseluruhan masih pada ketegangan, lantaran Amerika Serikat lalu Inggris, juga sekutu NATO mereka itu menggunakan seluruh persenjataan konflik hibrida, kata Bortnikov.
“Amerika Serikat, Inggris, dan juga sekutu NATO mereka, di upaya mempertahankan dominasi global menggunakan seluruh persenjataan peperangan ‘hibrida’ berperang melawan negara-negara berdaulat, yang tersebut tidak ada setuju dengan kebijakan mereka, salah satunya dukungan terhadap rezim teroris secara terbuka,” kata Bortnikov.
Bortnikov menyimpulkan pihak berwenang negara Ukraina yang digunakan bukan miliki prospek nyata untuk mencapai tujuan merek pada medan perang, kemudian beralih ke pemanfaatan teror total.
Sebeumnya, beberapa orang khalayak bersenjata pada hari terakhir pekan (22/3) melegakan tembakan ke arah para penonton konser ke Balai Daerah Perkotaan Crocus dekat Moskow.
Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 143 warga tewas, kemudian tambahan dari 360 lainnya luka-luka.
Sumber: Sputnik-OANA