Indonesia tekankan pentingnya serukan isu air di berada dalam ancaman krisis

admin

Nusantara tekankan pentingnya serukan isu air di berada di ancaman krisis

DKI Jakarta – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI menekankan pentingnya menyuarakan isu air pada Pertemuan Air Global (World Water Forum) mengingat ancaman krisis air yang digunakan bukan cuma akan terbentuk di dalam pada negeri, tetapi juga di seluruh dunia.

“Jadi, (isu air) ini yang sekarang betul-betul harus mampu jadi concern (perhatian) kita,” kata Direktur Kehutanan juga Konservasi Narasumber Daya Air Bappenas Medrilzam pada konferensi pers Pusat Pengetahuan PBB (UNIC) ke Jakarta, Kamis.

Medrilzam memaparkan bahwa isu air bermetamorfosis menjadi persoalan yang dimaksud sangat penting dikarenakan ketersediaan air tawar pada bola semakin berkurang, sementara keinginan terhadap air untuk keberadaan sehari-hari semakin besar.

Pernyataan itu didasarkan pada data yang digunakan menunjukkan bahwa dari total air yang tersebut terdapat ke alam, ketersediaan air tawar hanya sekali berjumlah 2,5 persen.

Baca Juga :  RI-Australia luncurkan INTACT Australia, tingkatkan kerja identik pajak

Dan dari 2,5 persen air tawar tersebut, cuma 1,2 persen di antaranya adalah air permukaan. Sementara itu, dari 1,2 persen air yang tersebut ada di dalam permukaan tersebut, air yang benar-benar dapat dimanfaatkan untuk permintaan manusia jumlahnya sangat kecil.

“Jadi, bumi kita memang benar airnya banyak, tapi ternyata fresh water yang bisa saja dimanfaatkan itu kecil sekali,” katanya.

Medrilzam lebih lanjut menyebutkan data tentang rasio permintaan terhadap ketersediaan air itu sendiri (water stress), yang digunakan diprediksi akan sangat besar pada 2050.

Angka yang dimaksud menunjukkan bahwa pada 2050, lebih lanjut dari separuh penduduk globus diperkirakan akan berada pada wilayah yang mengalami kelangkaan air cukup parah.

Kemudian pada 2050, sekitar 1,6 miliar warga diperkirakan akan menghadapi risiko banjir, sementara keinginan air secara global juga diprediksi akan meningkat 20-25 persen.

Baca Juga :  Negeri Paman Sam desak negeri Israel setop gunakan militer untuk kawal pemukim Yahudi

Fakta yang disebutkan juga menunjukkan bahwa tingkat kejadian kekeringan ekstrem serta berkepanjangan akan meningkat, sementara orang-orang di dalam area perkotaan yang digunakan menghadapi kelangkaan air juga diprediksi akan meningkat dua kali lipat dari 930 jt jiwa pada 2016 berubah menjadi 1,7 hingga 2,4 miliar jiwa pada 2050.

Dengan semakin berbagai ancaman krisis yang dimaksud akan dihadapi warga pada seluruh dunia, Medrilzam menafsirkan isu kemudian upaya penanganan terhadap isu air penting diserukan lebih banyak lagi, teristimewa di dalam di Pertemuan Air Bumi (World Water Forum) ke-10 yang mana akan dilakukan di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar